Apakah Sobat Kreatif pernah membuat karya film atau video? Jika ya, Anda mungkin sudah familiar dengan berbagai jenis angle kamera yang dapat digunakan dalam proses pembuatan video. Mengetahui dan menguasai berbagai jenis angle kamera adalah salah satu kunci untuk menciptakan visual yang menarik dalam sebuah film atau video.
Pemahaman yang mendalam tentang angle kamera dapat memberikan dimensi visual yang kaya dan menarik dalam karya film atau video Anda. Oleh karena itu, selain keahlian dalam menentukan jenis angle kamera yang sesuai, pilihan framing dan komposisi juga memegang peranan penting dalam menyampaikan cerita secara efektif melalui medium visual.
Dengan eksplorasi kreatif terhadap angle kamera, Anda dapat menciptakan pengalaman sinematik yang memukau bagi penonton, menghadirkan cerita dengan cara yang unik dan memikat.
Tanpa berlama-lama, mari kita bahas ulasannya di bawah ini!
1. Aerial Shot / Bird’s Eye View
Aerial Shot atau pandangan dari ketinggian (Bird’s Eye View) merupakan teknik sinematik yang menghadirkan perspektif unik dengan mengambil gambar atau merekam dari udara, seringkali menggunakan pesawat tanpa awak (drone) atau helikopter. Teknik ini tidak hanya memberikan tampilan menyeluruh dari atas, tetapi juga memungkinkan penonton melihat lokasi atau adegan dengan sudut pandang yang luas dan seringkali dramatis. Jenis angle kamera ini dapat menciptakan atmosfer yang menakjubkan, menggambarkan skala yang besar, dan menambahkan dimensi visual yang mengesankan dalam karya film atau video.
Aerial Shot atau Bird’s Eye View dapat memberikan sejumlah efek psikologis yang memengaruhi persepsi dan emosi penonton:
a). Rasa Keterhubungan dan Keterpencilan:
- Efek Positif: Aerial Shot bisa memberikan rasa keterhubungan dengan dunia yang lebih besar, membuat penonton merasa seolah mereka menjadi bagian dari suatu peristiwa atau lokasi.
- Efek Negatif: Sebaliknya, pengambilan gambar dari ketinggian juga dapat menciptakan perasaan keterpencilan atau isolasi, terutama jika lokasi atau situasi yang ditampilkan terasa jauh atau terasing.
b). Ketegasan dan Kekacauan:
- Efek Ketegasan: Pemandangan dari atas bisa memberikan kejelasan dan ketegasan, memungkinkan penonton untuk dengan jelas melihat elemen-elemen penting dalam suatu adegan atau lingkungan.
- Efek Kekacauan: Sebaliknya, Aerial Shot dapat memberikan pandangan yang penuh kekacauan, terutama dalam adegan bencana atau konflik, meningkatkan dramatisasi dan intensitas situasi.
c). Persepsi Waktu dan Ruang:
- Efek Waktu: Dengan melihat suatu area dari atas, penonton dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang perubahan waktu, seperti perjalanan matahari atau aktivitas berlangsung selama beberapa hari.
- Efek Ruang: Aerial Shot memungkinkan penonton untuk merasakan ruang dan distribusi obyek yang mungkin tidak terlihat dalam pengambilan gambar dari sudut tradisional.
d). Pemberian Konteks dan Perspektif:
- Efek Konteks: Melihat dari atas dapat memberikan konteks yang lebih besar terhadap cerita atau adegan, membantu penonton memahami hubungan antar karakter atau bagaimana suatu peristiwa berdampak pada lingkungan secara keseluruhan.
- Efek Perspektif: Aerial Shot memberikan perspektif unik yang dapat merubah cara penonton melihat suatu adegan, menciptakan kesan yang mendalam dan tak terlupakan.
e). Emosi yang Ditingkatkan:
- Efek Keindahan: Aerial Shot dari pemandangan alam atau kota dapat menciptakan perasaan kekaguman dan keindahan, memengaruhi emosi penonton secara positif.
- Efek Ketegangan: Dalam konteks adegan aksi atau ketegangan, Aerial Shot dapat meningkatkan intensitas emosional, menimbulkan perasaan ketegangan dan antisipasi.
2. Overhead
Overhead, atau dikenal juga sebagai “sudut pengambilan gambar dari atas,” adalah teknik sinematografi yang meletakkan kamera tepat di atas kepala karakter atau subjek dalam sebuah adegan. Dalam perbedaannya dengan aerial view, yang biasanya melibatkan penggunaan alat bantu drone atau helikopter, overhead lebih sering terjadi dengan menggunakan kamera yang ditempatkan di atas tanpa dukungan udara. Ini menciptakan sudut pandang yang lebih dekat dan cakupan frame yang lebih sempit dibandingkan dengan aerial view.
Overhead shot atau sudut pengambilan gambar dari atas memiliki sejumlah efek psikologis yang dapat memengaruhi cara pemirsa menginterpretasikan adegan dalam sebuah film atau video. Berikut adalah beberapa efek psikologis dari jenis angle kamera overhead shot:
a). Rasa Kuasa atau Kontrol:
- Ketika kamera berada di atas subjek, terutama jika subjeknya kecil dalam frame, ini dapat menciptakan perasaan kuasa atau dominasi. Pemirsa bisa merasa bahwa karakter atau objek yang difilmkan sedang dikuasai atau diperhatikan dengan cermat.
b). Keterikatan Emosional:
- Overhead shot dapat menciptakan perasaan keterikatan emosional antara pemirsa dan karakter. Ini terutama efektif dalam adegan yang intens secara emosional, karena pemirsa bisa merasa lebih dekat dengan karakter dan mendapatkan wawasan yang lebih dalam ke dalam perasaan mereka.
c). Pembatasan Ruang:
- Sudut pengambilan gambar dari atas juga dapat memberikan kesan bahwa karakter atau subjek terbatas dalam ruang atau situasi tertentu. Ini dapat digunakan untuk menciptakan ketegangan atau rasa terjebak dalam adegan.
d). Nuansa Keamanan atau Vulnerabilitas:
- Sebaliknya, angle ini dapat menggambarkan karakter atau subjek sebagai rentan atau terbuka. Ketika kamera berada di atas dan dekat dengan subjek, pemirsa dapat merasa bahwa karakter tersebut dalam posisi yang rawan atau terancam.
e). Pemandangan yang Jelas:
- Overhead shot sering digunakan untuk memberikan pandangan yang lebih jelas atau detail penting dalam adegan. Ini dapat membantu pemirsa untuk lebih memahami konteks atau elemen penting dalam cerita.
f). Pengarah Perhatian:
- Penggunaan angle ini juga dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian pemirsa secara khusus pada objek atau karakter tertentu dalam adegan. Ini membantu sutradara untuk mengontrol fokus pemirsa.
3. High Angle
Jenis angle kamera “high angle” adalah jenis sudut pengambilan gambar yang menempatkan kamera di atas subjek atau adegan, sehingga sudut pandang kamera mengarah ke bawah ke subjek tersebut. Dalam kata lain, kamera ditempatkan di atas subjek, dan sudut pandangnya menyoroti subjek dari atas. Sudut ini sering digunakan dalam sinematografi untuk mencapai efek tertentu.
Angle kamera high angle, yang menempatkan kamera di atas subjek dan mengarah ke bawah, memiliki beberapa efek psikologis yang dapat memengaruhi cara pemirsa merasakan dan memahami adegan dalam sebuah film atau video. Berikut adalah beberapa efek psikologis yang sering terkait dengan penggunaan high angle shot:
Baca juga: Cara Membuat Film Pendek Lengkap dalam 10 Langkah
a). Membuat Karakter Terlihat Lemah atau Rentan:
- High angle shot dapat membuat karakter terlihat lebih kecil, kurang berkuasa, atau rentan. Ini bisa menghasilkan perasaan empati dari pemirsa terhadap karakter tersebut atau menunjukkan bahwa karakter tersebut sedang mengalami kesulitan atau tekanan.
b). Mengurangi Otoritas atau Kekuasaan:
- Sudut pandang dari atas dapat mengurangi otoritas atau kekuasaan karakter dalam adegan. Ini sering digunakan dalam konteks di mana seorang tokoh yang kuat atau dominan dalam cerita mengalami penurunan status atau kendala.
c). Menciptakan Ketegangan atau Kejutan:
- Angle high angle dapat digunakan untuk menciptakan ketegangan atau kejutan dalam adegan. Ketika karakter dihadapkan pada situasi yang sulit atau ancaman dari sudut pandang ini, pemirsa dapat merasa lebih terlibat dan cemas.
d). Menggambarkan Vulnerabilitas:
- Angle ini sering digunakan untuk menggambarkan kerentanan karakter, terutama dalam adegan yang melibatkan konflik atau bahaya. Pemirsa dapat merasa bahwa karakter tersebut dalam posisi yang rawan dan perlu dilindungi.
e). Menunjukkan Posisi Sosial atau Hierarki:
- High angle shot sering digunakan untuk menunjukkan perbedaan status sosial atau hierarki dalam cerita. Karakter yang difilmkan dari atas mungkin dianggap lebih rendah dalam hierarki sosial atau kurang berpengaruh.
f). Memperkuat Pesan Emosional:
- Penggunaan angle kamera high angle dapat memperkuat pesan emosional dalam sebuah adegan. Ini bisa membantu menunjukkan perasaan kecil atau tidak berarti yang dirasakan oleh karakter, atau menggambarkan situasi yang membuat karakter merasa terjepit.
4. Eye Level
Jenis angle kamera “eye level” adalah jenis sudut pengambilan gambar yang menempatkan kamera pada tingkat mata manusia atau pada ketinggian sekitar mata karakter dalam sebuah adegan. Dalam sudut pandang ini, kamera berada pada tingkat yang sama dengan subjek atau karakter, sehingga menciptakan kesan seperti melihat dunia dari sudut pandang seseorang yang berdiri atau duduk secara normal. Ini adalah sudut pengambilan gambar yang paling umum digunakan dalam pembuatan film dan video karena menciptakan perspektif yang alami dan mudah dipahami oleh pemirsa.
Angle kamera eye level memiliki efek psikologis yang khas dalam pembuatan film atau video. Berikut adalah beberapa efek psikologis yang sering terkait dengan penggunaan angle kamera eye level:
a). Keterhubungan Emosional:
- Sudut pandang ini membantu menciptakan keterhubungan emosional antara pemirsa dan karakter dalam adegan. Karena pemirsa melihat dunia dari sudut pandang yang mirip dengan karakter, mereka lebih cenderung merasa terhubung dengan perasaan dan pengalaman karakter tersebut.
b). Empati:
- Angle kamera eye level dapat meningkatkan tingkat empati pemirsa terhadap karakter dalam adegan. Pemirsa lebih mungkin merasakan apa yang dirasakan oleh karakter dan memahami sudut pandang mereka.
c). Normalitas:
- Sudut pandang ini menciptakan kesan keadaan yang normal dan sehari-hari. Pemirsa merasa bahwa mereka berada dalam situasi yang familiar dan dapat memahami interaksi dan dialog antar karakter dengan lebih baik.
d). Kenyamanan dan Stabilitas:
- Sudut pandang ini sering digunakan untuk menciptakan perasaan kenyamanan dan stabilitas dalam adegan. Pemirsa merasa bahwa situasi dalam adegan adalah aman dan terkendali.
e). Pertukaran Pandangan Sama Tinggi:
- Sudut kamera eye level memungkinkan karakter untuk berinteraksi secara sejajar, dan ini memudahkan pertukaran pandangan antar karakter. Ini sering digunakan dalam adegan dialog dan interaksi interpersonal.
f). Ketidakpastian Ketika Terganggu:
- Meskipun angle ini sering digunakan untuk menciptakan kenyamanan, penggunaannya juga dapat dibalik untuk menciptakan ketidakpastian ketika situasi berubah atau karakter terganggu. Pemirsa dapat merasakan perubahan suasana atau emosi karakter dengan lebih baik.
Baca juga: 5 Teknik Pencahayaan dalam Film yang Wajib Diketahui
g). Keaslian dan Realisme:
- Angle kamera eye level menciptakan perasaan keaslian dan realisme dalam film atau video. Ini membuat pemirsa merasa bahwa mereka sedang menyaksikan situasi yang nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
5. Low Angle
Jenis angle kamera “low angle” adalah jenis sudut pengambilan gambar yang menempatkan kamera di bawah tingkat mata subjek atau objek dalam adegan. Dalam sudut pandang ini, kamera mengarah ke atas ke subjek atau objek, sehingga menciptakan kesan seperti melihat dari bawah ke atas.
Angle kamera low angle memiliki efek psikologis tertentu pada pemirsa dalam pembuatan film atau video. Berikut adalah beberapa efek psikologis yang sering terkait dengan penggunaan angle kamera low angle:
a). Meningkatkan Kekuatan atau Dominasi:
- Salah satu efek utama dari low angle shot adalah menciptakan kesan bahwa subjek atau karakter dalam adegan memiliki kekuatan atau dominasi. Kamera yang mengarah ke atas membuat subjek terlihat lebih besar dan kuat, yang dapat memengaruhi pemirsa untuk melihat subjek tersebut sebagai sosok yang memiliki otoritas.
b). Menciptakan Ketidaknyamanan atau Kegelisahan:
- Terkadang, angle low angle digunakan untuk menciptakan ketidaknyamanan atau kegelisahan. Ketika karakter ditempatkan di atas kamera, mereka mungkin terlihat tidak aman atau terancam, yang dapat memicu perasaan ketidaknyamanan pada pemirsa.
c). Memberikan Nuansa Kemegahan atau Ketinggian:
- Sudut pandang dari bawah ke atas sering digunakan untuk memberikan nuansa kemegahan atau ketinggian dalam adegan. Ini dapat digunakan untuk memperlihatkan bangunan megah, objek monumental, atau karakter yang dianggap penting dalam cerita.
d). Menyoroti Kekuatan Visual atau Simbolisme:
- Angle kamera low angle juga dapat digunakan untuk menyoroti kekuatan visual atau simbolisme dalam sebuah adegan. Ini dapat membantu pemirsa untuk mengidentifikasi elemen-elemen yang memiliki peran penting dalam cerita.
e). Menggambarkan Karakter dalam Transformasi:
- Angle ini sering digunakan untuk menggambarkan karakter dalam proses transformasi atau pertumbuhan. Karakter yang awalnya lemah atau tidak memiliki kekuatan mungkin terlihat lebih kuat atau mendominasi saat mereka difilmkan dengan angle low angle.
f). Efek Dramatis dan Intensitas:
- Penggunaan low angle shot juga dapat memberikan efek dramatis dan intensitas dalam adegan. Ini sering digunakan dalam adegan konflik atau kejutan untuk meningkatkan ketegangan dan emosi.
g). Peningkatan Persepsi Ketinggian:
- Terutama dalam adegan yang melibatkan ketinggian fisik, seperti menara tinggi atau penerbangan, angle low angle dapat memberikan pemirsa perasaan ketinggian yang kuat.
Kesimpulan
Jenis angle kamera adalah elemen penting dalam seni sinematografi yang digunakan untuk menciptakan beragam efek visual dan psikologis dalam pembuatan film dan video. Setiap jenis angle kamera memiliki karakteristik dan efeknya sendiri. Angle kamera eye level menciptakan pandangan alami dan keterhubungan emosional yang kuat dengan karakter dalam adegan.
Angle kamera low angle menciptakan efek kuasa, dominasi, atau kemegahan, dan juga dapat digunakan untuk menyoroti perubahan karakter. Angle kamera high angle menghasilkan kesan rendahnya kedudukan atau status subjek, sering digunakan untuk menggambarkan ketidaknyamanan atau kerentanan.
Angle kamera overhead memberikan pandangan yang unik dan kadang-kadang menciptakan efek visual yang dramatis. Dengan memahami dan menggunakan jenis angle kamera yang sesuai, seorang sutradara atau sinematografer dapat menciptakan pengalaman visual yang mendalam dan menarik bagi pemirsa.
Setiap jenis angle kamera dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan dalam sinematografi, termasuk mengkomunikasikan pesan emosional, menggambarkan karakter, menyoroti objek atau latar belakang, dan mengarahkan perhatian pemirsa. Penggunaan yang bijak dari jenis-jenis angle kamera ini adalah salah satu alat yang penting dalam pembuatan film untuk menciptakan efek yang diinginkan dalam cerita.
Solusi Terbaik untuk Pembuatan Video Profesional
Monster Studio adalah solusi terbaik untuk semua kebutuhan Anda dalam pembuatan video. Kami menawarkan jasa pembuatan video yang kreatif dan profesional yang dapat membantu Anda mempromosikan produk atau layanan Anda dengan cara yang menarik dan efektif. Tim kami berpengalaman dalam jasa produksi video, dan kami siap membantu Anda menghasilkan video promosi produk yang akan memukau audiens Anda. Dengan Monster Studio, kami yakinkan Anda untuk hasil video yang berkualitas tertinggi dan akan memberikan dampak positif pada bisnis Anda. Jadi, jika Anda mencari layanan pembuatan video yang handal dan berkualitas, jangan ragu untuk menghubungi kami. Mari bersama-sama menghadirkan video yang mengesankan untuk bisnis Anda!
Production House Indonesia terpercaya dan berpengalaman untuk segala kebutuhan bisnis
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube Monster Studio untuk selengkapnya tentang project kami