Sobat Studio! Dalam industri hiburan, film telah menjadi salah satu pilihan utama masyarakat, terutama kalangan anak muda. Film bukan lagi sekadar hiburan semata, tetapi juga sebuah sarana edukasi dan media untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada penontonnya. Untuk memenuhi beragam selera penonton, ada banyak jenis genre film yang tersedia.
Hal tersebut memungkinkan para pecinta film untuk memilih sesuai dengan preferensi mereka. Dengan beragam jenis genre film yang ada tersebut, tentunya membuat masyarakat, terutama anak-anak muda, sangat menyukai menonton film tidak hanya hanya untu hiburan semata, tetapi juga menjadi alat edukasi dan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting.
Secara konseptual, film adalah serangkaian gambar diam yang, ketika ditampilkan dengan cepat secara berurutan, menciptakan ilusi gerakan. Ini terjadi karena efek fenomena phi, di mana dua stimulus optik berdekatan ditampilkan secara bergantian dengan frekuensi yang tinggi, menciptakan ilusi gerakan.
Film dapat dibuat dengan dua metode utama, yaitu dengan pengambilan gambar langsung menggunakan kamera untuk merekam adegan yang dilakukan oleh aktor atau teknik animasi tradisional dengan memotret gambar atau membuat miniatur.
Dengan kemajuan teknologi, sinematografi juga telah mengadopsi teknologi CGI (Computer Graphic Images) dan animasi komputer untuk menciptakan film-film yang menarik. Para pembuat film sering menggunakan berbagai teknik dan efek visual untuk menciptakan pengalaman yang luar biasa bagi penonton.
Di Indonesia, perkembangan perfilman telah mengalami berbagai fase. Pada tahun 90-an, film Indonesia sering dikaitkan dengan “dunia mimpi” yang tidak selalu mencerminkan budaya Indonesia. Hal ini mengakibatkan kemunduran dalam industri film Indonesia, dengan hanya sedikit judul film yang dapat diproduksi. Untuk memahami lebih lanjut tentang sejarah ini, dapat dipelajari melalui buku “Flashback Perfilman Indonesia Era 90-an.”
Terakhir, jenis genre film fantasi mengajak penonton masuk ke dunia yang penuh dengan makhluk-makhluk ajaib, sihir, dan petualangan epik. Film fantasi seringkali memiliki setting yang berbeda dari dunia nyata dan memanjakan penonton dengan kisah-kisah magis.
Dalam perkembangannya, teknologi seperti CGI dan animasi komputer telah mengubah cara film dibuat, memungkinkan jenis genre film fantasi dan fiksi ilmiah untuk lebih mengeksplorasi imajinasi. Di Indonesia, meskipun mengalami tantangan dalam sejarah perfilman, kini terdapat usaha untuk mengembangkan berbagai jenis genre film yang sesuai dengan budaya dan selera masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu, genre-genre film ini terus berkembang dan memberikan variasi hiburan yang tak terbatas bagi para penontonnya.
Jenis-jenis Genre Film
Selain memberikan dampak signifikan pada teknik pembuatan film, perkembangan teknologi juga telah berperan penting dalam mengembangkan dan mendiversifikasi genre-genre film. Saat ini, terdapat berbagai jenis genre film yang beragam. Berikut adalah beberapa dari mereka:
1. Genre Drama
Genre drama adalah jenis film atau karya sastra yang sangat menekankan realisme kehidupan sehari-hari. Ini mengungkapkan inti kemanusiaan melalui perjalanan karakter dan interaksi mereka. Dalam drama, emosi mendalam dan konflik antar karakter seringkali menjadi elemen utama, menghasilkan pengalaman yang memikat bagi penonton atau pembaca.
Karya-karya seperti “One Flew Over the Cuckoo’s Nest,” “Forrest Gump,” “Dua Garis Biru,” dan “Bumi Manusia” adalah contoh yang menggambarkan kekayaan genre ini. Mereka menghadirkan pelajaran berharga tentang kehidupan yang dapat memberikan wawasan dan pengertian kepada penonton atau pembaca.
Selain itu, Sobat Studio juga memiliki kesempatan untuk menjelajahi novel “Dua Garis Biru,” yang merupakan adaptasi dari skenario film yang ditulis oleh Gina S. Noer. Novel ini juga mengikuti tradisi genre drama dengan menyoroti aspek-aspek kemanusiaan yang mendalam.
2. Genre Komedi
Jenis genre film komedi sangat dicari sebagai cara untuk mengatasi stres akibat tekanan pekerjaan atau masalah yang menumpuk. Ini karena film komedi seringkali menyajikan humor yang segar dan menghibur. Meskipun ceritanya seringkali ringan, kadang-kadang juga mengambil jalan yang hiperbolik untuk mengundang tawa penonton.
Dipelopori oleh Hollywood, industri perfilman internasional saat ini membagi genre komedi menjadi beberapa subgenre berdasarkan perbedaan selera humor masing-masing orang.
Beberapa subgenre komedi tersebut meliputi:
- Black Commedy
Salah satu jenis komedi yang menonjol adalah Black Comedy, yang sering disebut juga sebagai dark comedy. Genre ini menggabungkan humor dengan pesan kritik sosial atau sindiran yang tajam. Dengan demikian, sambil mengundang tawa, film-film dalam kategori ini juga mampu menghadirkan kritik sosial yang tajam.
Film black comedy sering kali berani membahas topik-tabu yang mungkin tidak selalu dibicarakan secara terbuka dalam masyarakat, seperti pembunuhan, kriminalitas, kematian, dan lain sebagainya. Beberapa contoh film black comedy yang terkenal meliputi “Fargo,” “Once Upon a Time in Hollywood,” dan “In The Loop.”
- Slapsticks
Slapstick comedy menghadirkan humor melalui gerakan tubuh daripada kata-kata, dan subgenre ini diyakini muncul pada masa ketika film masih hanya memiliki gambar visual tanpa audio.
Akar dari komedi slapstick berasal dari pertunjukan teater dan sandiwara di masa lalu. Beberapa film slapstick comedy yang terkenal termasuk “Home Alone,” “Johnny English,” “Mr. Bean,” dan “Shaolin Soccer.”
- Romantic Comedy (RomCom)
Subgenre komedi yang paling populer adalah romantic comedy, yang sangat dicintai oleh penonton karena berhasil menggabungkan unsur drama romantis dengan humor yang menggelitik.
Jenis genre film romantic comedy ini sering menghadirkan momen lucu dalam kisah cinta. Di Indonesia, film-film seperti “Milly & Mamet,” “Get Married,” “Kapan Kawin?,” dan “Mekah I’m Coming” telah memikat banyak penonton.
Sementara itu, Hollywood juga menghasilkan beberapa film romcom yang sangat digemari, seperti “Friends with Benefits,” “The Proposal,” dan “La La Land.”
Selain itu, Indonesia memiliki sejumlah film komedi klasik yang masih disukai oleh penonton hingga saat ini, termasuk seri Warkop DKI dan seri Benyamin, yang masih populer di kalangan generasi milenial.
3. Genre Horor
Genre ini menguji keberanian para penontonnya dengan menciptakan ketakutan dalam penyajiannya. Pengalaman menyeramkan dalam film horor tidak hanya bergantung pada penampakan hantu atau setan secara eksplisit, tetapi juga ditunjang oleh musik pengantar, pencahayaan, dan pengaturan setting yang tepat. Biasanya, para penggemar genre ini juga tertarik pada dunia supranatural.
Baca juga: Jasa Pembuatan Video Iklan yang Memadukan Estetika dan Teknologi
Seperti halnya komedi, genre horor juga memiliki beberapa subgenre, antara lain:
- Commedy Horror
Subgenre ini menciptakan ketegangan namun juga memasukkan unsur humor sebagai bumbu tambahan. Film horor komedi seperti “Ghostbusters,” “Zombieland,” dan “Scooby Doo” adalah contohnya. Di Indonesia, beberapa film horor komedi yang populer termasuk “Setan Kredit,” “Bukan Pocong Biasa,” dan “Ghost Writer.”
- Supernatural Horror
Film dalam subgenre ini menggabungkan elemen-elemen supernatural dan misteri, seperti yang dapat ditemukan dalam film-film seperti “The Conjuring,” “Amityville Horror,” “The Exorcist,” dan lain sebagainya.
- Psychological Horror
Subgenre ini sering kali mengeksplorasi kondisi mental dan emosi tokoh utama sebagai ciri khasnya. Beberapa film dalam subgenre ini mencakup “Silent Hill,” “Sinister,” dan “The Shining.”
Horor adalah salah satu genre yang sangat diminati oleh penonton di Indonesia, dengan sejumlah film horor yang berhasil menarik lebih dari 2 juta penonton. Beberapa contoh film populer termasuk “Pengabdi Setan,” “Suzanna: Bernapas dalam Kubur,” dan “Danur: I Can See Ghosts.”
Selain itu, Sobat Studio juga dapat menjelajahi kumpulan kisah horor melalui buku “Korean Scariest Horror Stories The Final – Bayangan Horor,” yang berisi 39 kisah horor dari Negeri Ginseng.
4. Genre Film Petualangan
Jenis genre film ini menghadirkan film-film yang mengikuti perjalanan atau eksplorasi ke lokasi tertentu dengan sebuah misi khusus, yang dapat berupa pencarian objek, individu, atau jawaban atas suatu peristiwa.
Contoh film petualangan Hollywood yang sangat populer termasuk seri “Pirates of the Caribbean” dan seri “Indiana Jones.” Di Indonesia, beberapa film petualangan yang menginspirasi termasuk “Petualangan Sherina,” “Banda The Dark Forgotten Trail,” dan “5 cm.”
Film “5 cm,” yang dirilis pada tahun 2012, merupakan adaptasi dari novel karya Donny Dhirgantoro yang memiliki judul yang sama, dan menceritakan perjalanan petualangan lima sahabat.
5. Genre Film Aksi
Genre ini menghadirkan aksi laga dan pertarungan dalam alur ceritanya, dengan pahlawan dan penjahat yang didefinisikan secara eksplisit, memungkinkan penonton untuk dengan mudah mengidentifikasi siapa yang benar dan siapa yang salah.
Salah satu tantangan dalam produksi film genre ini adalah aktor harus memiliki keahlian dalam seni bela diri atau belajar gerakan-gerakan khusus yang telah dirancang oleh koreografer. Namun, seringkali mereka hanya perlu mengikuti koreografi pertarungan yang telah dipersiapkan.
Genre aksi ini juga memiliki beberapa subgenre, di antaranya:
- Martial Arts
Subgenre ini menggabungkan unsur gerakan bela diri dengan aksi dalam ceritanya. Beberapa contoh yang mencakup subgenre ini termasuk “Karate Kid,” “Kung Fu Hustle,” dan “Kung Fu Panda.”
Indonesia juga memiliki produksi film bela diri yang mengangkat kearifan lokal, seperti “Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212,” “Merantau,” dan “Pendekar Tongkat Emas.”
- Disaster Movie
Subgenre ini menghadirkan aksi yang berlangsung dalam situasi bencana alam. Beberapa contoh film dalam genre ini termasuk “San Andreas,” “2012,” dan “Independence Day.”
- Spy Film
Film-film dalam subgenre ini menampilkan aksi spionase yang dilakukan oleh sekelompok agen khusus yang berusaha menyelesaikan misi tertentu, dan hal ini menjadi daya tarik utama. Contoh film dalam subgenre ini meliputi seri “Mission Impossible” dan seri “James Bond.”
- Superhero Film
Subgenre ini memiliki daya tarik utama dengan memperlihatkan pahlawan super yang memiliki kekuatan luar biasa. Penonton sering kali merasa terinspirasi untuk mengikuti aksi para pahlawan ini setelah menonton. Film-film produksi Marvel, seperti seri Avengers, seri Iron Man, dan seri Spider-Man, merupakan contoh film yang sangat diminati oleh publik dalam subgenre ini.
Contoh konkret adalah “Marvel Avengers: Infinity War,” yang menjadi salah satu film paling dinantikan oleh para penggemar superhero dan merupakan puncak dari perjalanan karakter-karakter super tersebut. Sobat Studio dapat memperdalam pemahaman tentang film ini dengan membaca buku “Marvel Avengers: Infinity War” oleh Disney-Marvel.
- Action-Comedy Film
Subgenre ini menggabungkan unsur aksi dan komedi dalam satu paket. Beberapa film yang mencakup subgenre ini termasuk “Bad Boys,” “Rush Hour,” dan lain sebagainya.
6. Genre Film Animasi
Genre ini menampilkan film-film yang dibuat dengan teknik animasi, baik dengan menggambar tangan maupun menggunakan animasi komputer. Animasi ini bisa berupa 2 Dimensi, 3 Dimensi, CGI, stop motion, dan lain sebagainya.
Salah satu rumah produksi Hollywood yang sangat terkenal dengan film-film animasinya adalah Walt Disney. Film-film Disney hampir selalu sukses di pasaran. Beberapa contoh film animasi Disney termasuk seri “Frozen,” seri “Toy Story,” dan “The Lion King.”
Selain menontonnya, film seri “Toy Story” juga tersedia dalam bentuk buku cerita yang sangat menarik untuk dibaca. Sobat Studio dapat memperoleh buku “Magic Reader: Toy Story” dengan mengklik tombol “beli buku” yang tersedia di bawah ini.
7. Genre Film Dokumenter
Genre ini terdiri dari film-film yang berfokus pada dokumentasi fakta-fakta yang mendalam dan rinci, seringkali dengan tujuan menyampaikan pesan tertentu. Beberapa contoh film dokumenter termasuk “Leaving Neverland,” “Citizenfour,” “The Act of Killing,” dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, “Friends: The Reunion,” yang dirilis pada Mei 2021, adalah salah satu film semi-dokumenter yang berhasil menarik perhatian penonton di era pandemi.
8. Genre Keluarga
Film keluarga merupakan salah satu genre yang menarik banyak penonton. Alasan utamanya adalah karena film-film ini dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, dan ceritanya sering kali menggambarkan kehidupan sehari-hari keluarga, sehingga penonton dapat merasa terhubung dengan ceritanya.
Di Hollywood, Disney selain dikenal dengan film animasinya, juga terkenal dengan produksi film keluarga yang sukses. Beberapa contohnya termasuk “Coco,” “Finding Nemo,” dan “Up.” Di Indonesia, “Keluarga Cemara” dan “Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini” adalah dua film keluarga yang mendapat banyak penggemar belakangan ini.
Baca juga: Prospek Motion Graphic Designer yang Banyak Dibutuhkan Perusahaan Saat Ini, Catat!
9. Genre Film Persahabatan
Tema persahabatan seringkali menjadi fokus dalam film-film karena ceritanya dapat diidentifikasi oleh semua orang. Dalam genre ini, film biasanya mengeksplorasi hubungan baik antara dua individu atau sekelompok teman yang bersatu untuk mengatasi tantangan.
Film dengan tema persahabatan ini seringkali menghadirkan komedi yang menggelitik penonton, tetapi kemudian juga mampu menyentuh hati dengan adegan yang penuh emosi dari para tokohnya. Contoh film-film bertema persahabatan termasuk “Bridge to Terabithia,” “The Kite Runner,” dan “Bebas.”
10. Genre Film Romantis
Genre ini umumnya digemari oleh orang-orang yang tengah merasakan asmara atau dikenal dengan sebutan bucin. Film-film romantis atau romance genre ini menekankan pada kisah cinta antara dua individu dan seringkali dihubungkan dengan unsur drama.
Contoh film romantis klasik dari Barat termasuk “Titanic” dan “Pretty Woman.” Di Indonesia, film-film romantis yang sangat populer di antaranya adalah seri “Ada Apa Dengan Cinta?,” seri “Dilan,” dan “Habibie dan Ainun.”
11. Genre Fantasi
Genre ini, sesuai namanya, menghadirkan kisah-kisah yang semata-mata bersifat fantasi atau hasil dari imajinasi para pembuat film. Oleh karena itu, cerita dan karakter-karakter yang diperkenalkan dalam genre fantasi ini tidak dapat ditemukan di dunia nyata. Film fantasi sering menggali tema mitologi, unsur supernatural, dunia sihir, dan cerita-cerita dongeng.
Meskipun hanya merupakan produk imajinasi, film-film dalam genre ini tetap menjadi favorit banyak penonton. Beberapa contoh film fantasi yang terkenal adalah seri “Harry Potter,” seri “Lord of The Rings,” dan seri “Twilight Saga.” Di Indonesia, genre fantasi diwakili oleh film-film seperti “Ajian Ratu Laut Kidul,” “Sweet 20,” “Eggnoid: Cinta & Portal Waktu,” dan lain sebagainya.
Sebagai informasi tambahan, “Harry Potter Series” juga merupakan adaptasi dari novel yang terdiri dari 7 buku utama dan tetap menjadi salah satu seri novel dengan penjualan terbanyak di seluruh dunia. Salah satu bukunya adalah “Harry Potter and the Prisoner of Azkaban.”
12. Genre Film Fiksi Ilmiah
Film fiksi ilmiah atau science fiction (sci-fi) menghadirkan dunia imajinasi yang mengeksplorasi bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan bisa memengaruhi kehidupan manusia. Genre ini sering kali menghadirkan unsur-unsur seperti manusia super, robot, monster, alien, kemampuan melihat masa lalu atau masa depan, dan kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh para karakternya.
Contoh film barat dalam genre sci-fi meliputi “Annihilation,” seri “Star Wars,” “Edge of Tomorrow,” “Arrival,” dan lain sebagainya. Indonesia juga telah memproduksi film dengan genre ini, termasuk “3: Alif Lam Mim,” “Gundala,” “Foxtrot Six,” serta film pendek seperti “Konfabulasi,” dan lain sebagainya.
13. Genre Film Thriller
Genre thriller ini menjanjikan pengalaman yang penuh adrenalin bagi para penontonnya, dengan adegan-adegan yang mendebarkan menjadi inti dari genre ini. Biasanya, genre ini juga sering dipadukan dengan genre lain seperti action, misteri, atau bahkan horor untuk memberikan pengalaman yang lebih intens.
Beberapa contoh film dalam genre thriller termasuk “Casino Royale,” “Shutter Island,” “The Sixth Sense,” dan sebagainya. Di Indonesia, sineas juga telah menciptakan film-film thriller menarik seperti “Fiksi,” “Belahan Jiwa,” “Belenggu,” “Night Bus,” dan “Hoax.”
14. Genre Film Misteri
Dalam genre ini, “misteri” tidak mengacu pada elemen horor, tetapi lebih kepada situasi yang masih belum terpecahkan dan memerlukan penyelidikan. Oleh karena itu, film-film dalam genre misteri seringkali menyajikan teka-teki yang harus dipecahkan oleh penonton untuk mengungkap siapa pelaku kejahatan atau peristiwa misterius di dalam cerita.
Genre misteri seringkali menghadirkan kasus-kasus kriminal, sehingga karakter-karakter dalam film ini sering berperan sebagai polisi atau detektif. Contoh film misteri dari Barat meliputi “Sherlock Holmes,” “Vertigo,” “The Third Man,” dan lain sebagainya. Di Indonesia, film-film misteri seperti “Partikelir,” “Titus: Mystery of The Enigma,” serta film lawas seperti “Spy and Journalist,” juga telah diproduksi.
15. Genre Film Biografi
Genre ini menghadirkan cerita tentang perjalanan hidup seorang tokoh masyarakat atau tokoh inspiratif dari berbagai bidang, termasuk hiburan, olahraga, ilmu pengetahuan, politik, dan lain-lain.
Beberapa contoh film biografi termasuk “Bohemian Rhapsody,” “Gandhi,” “Nixon,” dan lain sebagainya. Di Indonesia, juga telah diproduksi film-film biografi yang mengangkat kisah-kisah inspiratif tokoh seperti Susi Susanti, Chrisye, Rudy Habibie, Gie, dan lain sebagainya.
16. Genre Film Musikal
Genre ini memperlihatkan adegan-adegan yang diperkaya dengan tarian dan nyanyian oleh para pemeran filmnya, mirip dengan gaya film-film India. Gerakan dan lagu yang ditampilkan ini memberikan tambahan nilai hiburan dan memperkuat alur cerita.
Contoh film musikal termasuk “Aladdin,” “High School Musical,” “The Greatest Showman,” dan lain sebagainya. Di Indonesia, film-film musikal juga telah diproduksi, seperti “Joshua oh Joshua,” “Rumah Tanpa Jendela,” “Naura & Genk Juara,” “CJR The Movie,” “Doremi & You,” dan lain sebagainya.
17. Genre Film Noir
Jenis genre film ini awalnya menghadirkan setting dengan teknik pencahayaan yang kontras antara gelap dan terang, menciptakan atmosfer depresi dan tema kriminal. Film bergaya noir ini pertama kali muncul pada tahun 1940-an.
Meskipun teknik pencahayaan seperti itu tidak lagi banyak digunakan di era modern, genre film noir masih tetap populer dengan mengangkat cerita-cerita drama tentang mafia, gangster, dan kehidupan kriminal lainnya. Contoh film-barat bergenre noir termasuk “Nightcrawler,” “Drive,” “Memento,” dan lain sebagainya.
Sineas Indonesia juga turut berkontribusi dalam genre ini dengan film-film seperti “Jakarta Undercover,” “Novel Tanpa Huruf ‘R’,” “Kala,” “Kuldesak,” dan lain sebagainya.
Penting untuk diingat bahwa selain mempertimbangkan genre film, penting juga untuk memperhatikan batasan usia penonton sebelum menonton sebuah film, agar pesan yang disampaikan dalam film dapat dipahami dengan baik oleh penontonnya.
Penutup
Demikianlah, ulasan lengkap mengenai 17 genre film yang beragam. Semoga ulasan ini dapat memberikan pandangan yang lebih jelas tentang berbagai jenis film yang ada, sehingga para pecinta film dapat memilih dengan lebih bijak sesuai dengan preferensi mereka. Selamat menikmati pengalaman menonton film yang penuh variasi!
Jasa pembuatan video terpercaya dan berpengalaman untuk segala kebutuhan bisnis
Hubungi kami sekarang juga, konsultasi GRATIS !
Kunjungi channel Youtube Monster Studio untuk selengkapnya tentang project kami